Istanbul, 24 Rajab 1434/2 Juni 2013 (Sahabat Pena) - Ribuan demonstran Turki kembali duduki Istanbul Taksim Square Ahad sore (2/6), sehari setelah polisi ditarik keluar dari daerah kekerasan demonstrasi anti-pemerintah.
Alun-alun, daerah fokus demonstrasi, Ahad pagi tenang. Namun pengunjuk rasa kembali menduduki lokasi di sore hari. Demonstran mengatakan bahwa perjuangan mereka menentang kebijakan pemerintah Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan yang masih jauh dari selesai.
Sebelumnya, warga membantu membersihkan puing-puing yang ditinggalkan oleh pertempuran Sabtu.
Koresponden Al Jazeera Rawya Rageh melaporkan, ada bus dibakar, mobil dan puing-puing lain di sekitar alun-alun, grafiti disemprotkan di banyak dinding dan kendaraan, demikian yang dikutip Mi’raj News Agency (MINA).Sementara itu, bentrokan antara demonstran dan polisi meletus di ibukota, Ankara, untuk hari kedua. Jendela toko yang pecah adalah bukti kekerasan di malam sebelumnya.
Gonca Senay Al Jazeera, melaporkan dari kota itu, bahwa pengunjuk rasa awalnya berkumpul di Kizilay Square pada hari Ahad dan menyanyikan lagu-lagu yang meminta pemerintah untuk mengundurkan diri.
Kemudian bentrokan dimulai, polisi menembakkan gas air mata dan meriam air, sementara pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi.
Protes diadakan di puluhan kota-kota lain pada Sabtu, banyak yang sampai larut malam dan Ahad pagi.
Menteri Dalam Negeri Muammer Guler mengatakan polisi telah menahan 939 pengunjuk rasa di lebih dari 90 aksi demontrasi di seluruh negeri. Beberapa di antaranya telah dibebaskan. Sebanyak 53 warga sipil dan 26 polisi terluka.
Protes melebar
Aksi protes Istanbul dimulai Senin lalu (27/5) sebagai aksi damai menduduki Gezi Park di seberang Taksim Square. Para demonstran telah mencegah para pekerja proyek dari meratakan sebagian dari 600 pohon di taman, lahan hijau terakhir di daerah komersial itu, untuk membuat jalan bagi pemugaran barak militer era Ottoman.
Demonstrasi segera melakukan aksi kekerasan setelah polisi menembak gas air mata pada demonstran. Protes kemudian meningkat menjadi kemarahan yang meluas.
Erdogan mengakui pada hari Sabtu mungkin ada beberapa kasus "ekstrim" dari aksi polisi. "Memang benar bahwa ada beberapa kesalahan, ekstremisme dalam tanggapan polisi," katanya. Namun ia berjanji mendorong kemajuan untuk mengembangkan kembali Taksim Square.
Sumber: Mi’raj News Agency (MINA)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)





0 komentar:
Posting Komentar